Kamis, 27 Mei 2010

Hiasan Candi Borobudur

Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana.
Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang). Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha.


Patung

Patung Budha
Di dalam bangunan Budha terdapat patung – patung Budha berjumlah 504 buah diantaranya sebagai berikut:
Patung Budha yang terdapat pada relung – relung : 432 Buah
Sedangkan pada teras – teras I, II, III berjumlah : 72 Buah
Jumlah : 504 Buah

Agar lebih jelas susunan – susunan patung Budha pada Budha sebagai berikut:
1. Langkah I Teradapat : 104 Patung Budha
2. Langkah II Terdapat : 104 Patung Budha
3. Langkah III Terdapat : 88 Patung Budha
4. Langkah IV Terdapat : 22 Patung Budha
5. Langkah V Terdapat : 64 Patung Budha
6. Teras Bundar I Terdapat : 32 Patung Budha
7. Teras Bundar II Terdapat : 24 Patung Budha
8. Teras Bundar III Terdapat : 16 Patung Budha
Jumlah : 504 Patung Budha
Sekilas patung Budha itu tampak serupa semuanya namun sesunguhnya ada juga perbedaannya perbedaan yang sangat jelas dan juga yang membedakan satu sama lainya adalah dalam sikap tangannyayang di sebut Mudra dan merupakan ciri khas untuk setiap patung sikap tangan patung Budha di Candi Borobudur ada 6 macam hanya saja karena macam oleh karena macam mudra yang di miliki menghadap semua arah (Timur Selatan Barat dan Utara) pada bagian rupadhatu langkah V maupun pada bagian arupadhatu pada umumnya menggambarkan maksud yang sama maka jumlah mudra yang pokok ada 5 kelima mudra it adalah Bhumispara – Mudra Wara – Mudra, Dhayana – Mudra, Abhaya – Mudra, Dharma Cakra – Mudra.

Patung Singa

Gambar 2 Patung Singa
Pada Candi Borobudur selain patung Budha juga terdapat patung singa jumlah patung singa seharusnya tidak kurang dari 32 buah akan tetapi bila di hitung sekarang jumlahnya berkurang karena berbagai sebab satu satunya patung singa besar berada pada halaman sisi Barat yang juga menghadap ke barat seolah – olah sedang menjaga bangunan Candi Borobudur yang megah dan anggun.


2.2 Stupa

Gambar 3 Stupa
- Stupa Induk
Berukuran lebih besar dari stupa – stupa lainya dan terletak di tengah – tengah paling atas yang merupakan mhkota dari seluruh monumen bangunan Candi Borobudur, garis tengah Stupa induk + 9.90 M puncak yang tertinggi di sebut pinakel / Yasti Cikkara, terletak di atas Padmaganda dan juga trletak di garis Harmika.


- Stupa Berlubang / Terawang
Yang dimaksud stupa berlubang atau terawang ialah Stupa yang terdapat pada teras I, II, III di mana di dalamnya terdapat patung Budha.
Di Candi Borobudur jumlah stupa berlubang seluruhnya 72 Buah, stupa – stupa tersebut berada pada tingkat Arupadhatu
Teras I terdapat 32 Stupa
Teras II terdapat 24 Stupa
Teras III terdapat 16 Stupa
Jumlah 72 Stupa

- Stupa kecil
Stupa kecil berbentuk hampir sama dengan stupa yang lainya hanya saja perbedaannya yang menojol adalah ukurannya yang lebih kecil dari stupa yang lainya, seolah – olah menjadi hiasan bangunan Candi Borobudur keberadaanstupa ini menempati relung – relung pada langkah ke II saampai langkah ke V sedangkan pada langkah I berupa Keben dan sebagian berupa Stupa kecil jumlah stupa kecil ada 1472 Buah.


2.3 Relief

Gambar 4 Relief
Relief Karmawibhangga bagian yang terlihat sekarang ini tidaklah sebagaimana bangunan aslinya karena alasan teknis maupun yang lainya maka candi di buatkan batu tambahan sebagai penutup
Relief Karmawibhanga yang terdapat pada bagian Kamadhatu berjumlah 160 buah pigura yang secara jelas menggambarkan tentang hawa nafsu dan kenikmatan serta akibat perbuatan dosa dan juga hukuman yang di terima tetapi ada juga perbuatan baik serta pahalanya.
Yang di perlihatkan pada relief – relief itu antara lain:
- Gambaran mengenai mulut – mulut yang usil orang yang suka mabuk – mabukan perbuatan – perbuatan lain yang mengakibatkan suatu dosa.
- Perbuatan terpuji, gambaran mengenai orang yang suka menolong Ziarah ke tempat suci bermurah hati kepada sesama dan lain – lain yang mengakibatkan orang mendapat ketentraman hidup dan dapat pahala.

Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jātaka.
Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar.
Adapun susunan dan pembagian relief cerita pada dinding dan pagar langkan candi adalah sebagai berikut.
Bagan Relief
Tingkat Posisi/letak Cerita Relief Jumlah Pigura
Kaki candi asli - ----- Karmawibhangga
160 pigura
Tingkat I - dinding a. Lalitawistara
120 pigura
------- - ----- b. jataka/awadana
120 pigura
------- - langkan a. jataka/awadana 372 pigura
------- - ----- b. jataka/awadana 128 pigura
Tingkat II - dinding Gandawyuha
128 pigura
-------- - langkan jataka/awadana 100 pigura
Tingkat III - dinding Gandawyuha 88 pigura
-------- - langkan Gandawyuha 88 pigura
Tingkat IV - dinding Gandawyuha 84 pigura
-------- - langkan Gandawyuha 72 pigura
-------- Jumlah -------- 1460 pigura
Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna sebagai berikut :
Karmawibhangga

Gambar 5 Relief Ukiran Karmawibhangga
Salah satu ukiran Karmawibhangga di dinding candi Borobudur (lantai 0 sudut tenggara)
Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai korelasi sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan.


Lalitawistara
Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap ) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.
Jataka dan Awadana
Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Sesungguhnya, pengumpulan jasa/perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.
Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura dan jang hidup dalam abad ke-4 Masehi.

Gandawyuha
Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.

Candi Borobudur

Banyak buku – buku sejarah yang menuliskan tentang Candi Borobudur akan tetapi kapan Candi Borobudur itu di dirikan tidaklah dapat di ketahui secara pasti namun suatu perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan singkat yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur ( Karwa Wibhangga ) menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari prasati di akhir abad ke – 8 sampai awal abad ke – 9 dari bukti – bukti tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M.
Borobudur yang menjadi keajaiban dunia menjulang tinggidi antara dataran rendah di sekelilingnya
Tidak akan pernah mamasuk akal mereka melihat karya seni terbesar yang merupakan hasil karya sangat mengagumkan dan tidak lebih masuk akal lagi bila di katakan Candi Borobudur pernah mengalami kerusakan
Memang demikian keadaannya Candi Borobudur terlupakan selama tenggang waktu yang cukup lama bahkan sampai berabad – abad bangunan yang begitu megahnya di hadapkan pada proses kehancuran. Kira – kira hanya 150 tahun Candi Borobudur di gunakan sebagai pusat Ziarah, waktu yang singkat di bandingkan dengan usianya ketika pekerja menghiasi / membangun bukit alam Candi Borobudur dengan batu – batu di bawah pemerintahan yang sangat terkenal yaitu SAMARATUNGGA, sekitar tahun 800 – an dengan berakhirnya kerajaan Mataram tahu 930 M pusat kehidupan dan kebudayaan jawa bergeser ke timur.
Pemugaran Candi Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973 prasati dimulainya pekerjaan pemugaran Candi Borobudur terletak di sebelah Barat Laut Menghadap ke timur karyawan pemugaran tidak kurang dari 600 orang diantaranya ada tenaga – tenaga muda lulusan SMA dan SIM bangunan yang memang diberikan pendidikan khususnya mengenai teori dan praktek dalam bidang Chemika Arkeologi ( CA ) dan Teknologi Arkeologi ( TA )
Teknologi Arkeologi bertugas membongkar dan memasang batu - batu Candi Borobudur sedangkan Chemika Arkeologi bertugas membersihkan serta memperbaiki batu – batu yang sudah retak dan pecah, pekerjaan – pekerjan di atas bersifat arkeologi semua di tangani oleh badan pemugaran Candi Borobudur, sedangkan pekerjaan yang bersifat teknis seperti penyediaan transportasi pengadaaan bahan – bahan bangunan di tangani oleh kontraktor ( PT NIDYA KARYA dan THE CONTRUCTION AND DEVELOPMENT CORPORATION OF THE FILIPINE ).
Bagian – bagian Candi Borobudur yang di pugar ialah bagian Rupadhatu yaitu tempat tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar sedangkan kaki Candi Borobudur serta teras I, II, III dan stupa induk ikut di pugar pemugaran selesai pada tanggal 23 Februari 1983 M di bawah pimpinan DR Soekmono dengan di tandai sebuah batu prasati seberat + 20 Ton.
Prasasti peresmian selesainya pemugaran berada di halaman barat dengan batu yang sangat besar di buatkan dengan dua bagian satu menghadap ke utara satu lagi menghadap ke timur penulisan dalam prasasti tersebut di tangani langsung oleh tenaga yang ahli dan terampil dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek pemugaran Candi Borobudur.

PERFORMANCE ART DI INDONESIA

PERFORMANCE ART DI INDONESIA

Di Eropa dan Amerika, perkembangan perfor- mance art dalam sejarahnya dikaitkan dengan rasa frustasi umum yang terakumulasi oleh Perang Dunia. Ternyata proyek besar mencerahkan umat manusia bernama modernisme itu membawa manusia pada tindak destruktif. Seni, yang pada tataran paling mendasar selalu berujung pada suatu “keindahan” dan
“menyenangkan” , dianggap tidak lagi relevan.
Performance art lahir ketika media-media seni konvensional seperti lukis, seni patung, teater, musik, maupun tari sudah dianggap tidak bisa lagi menampung ide-ide para seniman. Gejala performance art sebetulnya banyak dipengaruhi oleh Dadaisme dan Futurisme. Gelombang seni Dada pada jamannya memang banyak menentang kondisi serta nilai sosial ekonomi masyarakat pada saat Dunia seni rupa dianggap stagnan dan hanya berhenti pada materi karena sudah masuk sistem kapitalistik. Banyak pelukis modern pada saat itu lebih berpihak pada kaum bourjois kapitalis, membuat seni menjadi begitu elit hanya ada dan dapat dinikmati di galeri-galeri seni saja.
Di Indonesia, muasal perkembangan performance art terbetik pada tahun 1970-an lewat Gerakan Seni Rupa Baru (GSRB), ketika istilah performance art mulai mapan di wilayah barat. Di Indonesia, saat itu istilahnya belum ada namun kecenderungannya sudah dimulai. Ada kondisi yang kurang-lebih sama, yaitu rasa frustasi umum. Tahun 1970-an, sebagian kalangan terdidik Indonesia mulai menyadari bahwa fondasi pembangunan rejim Soeharto ternyata rapuh. Dinamika pembangunan terlalu sentralistik. Pola pergerakannya picik. Ketertataan ternyata mengan- dung pendogmaan. Dalam dunia seni mulai muncul konflik antar generasi. Generasi tua hendak memper- tahankan ketertataan yang diyakini benar, sementara generasi muda menghendaki pembaharuan. Pemba- haruan selalu bermula dari eksperimen, suatu semangat bermain, mengurai diri dari ikatan, meluaskan penglihatan.
Indonesia tahun 1990-an, makin jelas, performance art sangat bersesuaian dengan aktifitas mahasiswa. Mahasiswa, sejalan dengan kaum terdidik lainnya mulai mengupayakan protes atas laju pembangunan yang timpang. Dalam soal seni, kem- bali, sumber perkaranya berupa ketertataan yang dipaksakan. Sebagian mahasiswa seni lebih menyukai berekspresi di luar ruang kelas. Di luar keharusan-keharusan yang digariskan institusi. Sementara di dalam kelas berkesenian harus disesuaikan dengan kebijakan resmi, di luar kelas, “panggung” yang tersedia merupakan ruang terbuka dan aksi demonstrasi di ruang-ruang publik.
Faktor lain adalah kecenderungan mempertemu- kan berbagai disiplin dalam seni. Para seniman dan penyelenggara kegiatan seni menghasilkan karya dan kegiatan seni yang mempertemukan seni rupa, teater, tari, musik, juga sastra. Pertemuan antar seniman ini cenderung berisi perbincangan kritis tentang realitas, tentang ketidak-adilan, dan tentang seni itu sendiri. Dalam performance art, sesungguhnya kekritisan tidak saja terarah pada realitas, tetapi juga kritis pada seni.
Pada awal tahun 2000, performance art diIndonesia mulai diakui keberadaannya dengan diadakannya festival performance art untuk yang pertama kalinya, yaitu Internasional Performance Art Festival (JIPAF) di Teater Utan Kayu Jakarta. Pertengahan tahun 2001 kemudian dilanjutkan dengan Indonesia-Japan Performance Art Exchange, Tour Bandung-Jogja-Jakarta. Tahun 2002 di Bandung berlangsung pula Bandung Performance Art Festival (BAPAF) dan yang terakhir 25-30 Mei 2004 di Bandung berlangsung Konferensi Internasional Association Performance Art Organizers (IAPO). Acara yang diikuti para seniman performance art (performers) dan sekaligus organiser ini telah menghasilkan beberapa keputusan, salah satunya adalah Bandung (Indonesia) menjadi resident bagi IAPO Asia. Disamping beberapa even performance art besar tersebut telah banyak juga terselenggara program rutin yang diselenggarakan beberapa komu- nitas performance art di Jogja (Web Action #4) dan Bandung (Jamoe Tjap IKIP).
Dalam realitas dunia seni rupa Indonesia, kalau mau mencermati, sebetulnya ada tiga kelompok besar perhatian para pemerhati estetika dalam mengamati peran dan kedudukan seni dalam pergulatannya dengan bidang-bidang lainnya. Pertama untuk keluhuran budi pekerti (moralitas), kedua untuk mengungkapkan citra peradaban, dan ketiga sebagai pengungkapan makna dan tanda.
Karya seni tidak hanya mengungkapkan unsur- unsur yang bertujuan untuk mencapai keindahan yang hanya berada dalam wilayah kesenangan duniawi. Seni juga mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang paling penting, melewati batas-batas etnis dan kebudayaan. Seni harus merupakan ekspresi dari jiwa atas realitas kehidupan yang diamati dan digeluti. Seni bisa menjadi media kritik dalam bentuk lain.
Perkembangan pemikiran yang melihat dunia dengan perspektif lain dengan segala metodologi-nya memberikan kontribusi besar pemahaman atas seni dan ekspresi seni dengan segala manifestasinya (Syafruddin, 2006:7).
Pendapat di atas juga dikuatkan oleh pendapat Plekhanov (1857-1918) seorang revolusioner seka- ligus pendiri Marxisme di Rusia bahwa fungsi seni adalah membantu perkembangan kesadaran manusia, membantu memajukan sistem sosial, maka seni adalah suatu gejala sosial. Karena seni dimulai ketika seorang membangkitkan kembali dalam dirinya sendiri emosi-emosi dan pikiran-pikiran yang telah dialaminya di bawah realitas sekeliling dan menyatakannya dengan bayangan-bayangan tertentu. Sudah dengan sendirinya, bahwa dalam bagian terbesar kejadian, ia melakukan itu dengan sasaran menyampaikan yang telah dipikirkannya kembali dan dirasakannya kembali pada orang-orang lain.
Performance art merupakan genre seni yang menempatkan dirinya pada irisan. Ia punya latar dari berbagai disiplin seni, sambil selalu menghindar dari konvensi-konvensi atau kategori-kategori yang sudah mapan. Mereka tidak hanya menerima mentah- mentah warisan nilai dan makna yang telah dibangun oleh para aparatus-aparatus dunia seni rupa sebelum- nya, tetapi memproduksi makna baru dengan mendekonstruksi realitas sosial dan kemapanan seni rupa itu sendiri.
Dengan begitu performance art berada dalam barisan seni-seni avant-garde (garda depan). Ada istilah lain menyangkut pembaharuan dalam seni, yaitu kontemporer. Dalam dunia seni, istilah kontemporer tidak sekedar merujuk pada makna literer, yaitu kekinian. Kontemporer lebih merujuk pada prinsip-prinsip mengkritik, memperluas, bahkan menihilkan prinsip-prinsip yang sudah ada sebelum- nya. Performance art juga bersesuaian dengan pengertian ini.
Membicarakan performance art adalah membi- carakan semangat pembaharuan dalam seni. Satu semangat yang bisa membuat pemirsa tertantang berpetualang. Sebuah petualangan menonton. Pemirsa seperti halnya setiap seniman: selalu melakukan petualangan setiap kali berkarya. Performance art adalah sebuah penampilan langsung yang meng- kombinasikan elemen-elemen dari berbagai cabang seni.
Performance art adalah suatu kategori yang punya cakupan cukup luas, berkisar tentang variasi aktivitas, gaya, dan niat. Sebagai perbandingan, dari formal sampai yang memuat hal-hal politis, cara menikmati eksekusi karyanya sangat tergantung pada tindakan yang ditentukan oleh suatu tempat dan penonton. Ini sebuah bentuk seni yang tumpang tindih dan melampaui bentuk-bentuk karya yang menggunakan aksi atau tindakan seperti; happening art, action painting, process art, street art, body art, dan sebagainya. Sebuah performance art ditentukan oleh beberapa cara yang tidak sama dengan teater atau seni tari (Walker, 1977).
Seorang performance artist biasa menggunakan sastra, seni rupa, budaya populer, musik, tari, dan teater, juga video, slides, serta gambar-gambar dari komputer. Sebuah performance bisa terdiri dari satu atau beberapa orang dan mengambil tempat di mana saja dengan durasi sembarang. Performance art sering menggunakan tubuh si seniman sebagai medium utama. Performance itu mungkin bersifat autobio- grafis atau melontarkan pernyataan politis, terutama dalam kondisi radikal. Performance sering juga menggandeng kegiatan sehari-hari. Dengan kata lain ia bukan hanya semata-mata penampilan, tapi juga sekaligus tindakan.
Persis karena sifat “alaminya”, performance art menolak definisi yang terlalu akurat atau gampangan, yang melampaui deklarasi sederhana bahwa ini merupakan jenis seni yang dihidupkan langsung oleh senimannya. Definisi yang lebih ketat lagi akan dengan segera dinegasi oleh ruang kemungkinan dari
perfomance itu sendiri (Goldberg, 1988).
Rumusan inipun sudah harus dielaborasi lagi karena tuntutan jaman. Hal ini terkait dengan persinggungan seni dan perkembangan teknologi, dalam hal ini adalah teknologi informasi, lebih khusus lagi adalah media rekam. Performance art pada dasarnya memang lebih merupakan peristiwa dari- pada materi. Presentasi langsung merupakan karakter dasarnya. Karya sebenarnya adalah peristiwa yang hanya terjadi sekali, pada saat itu saja. Karya perfor- mance memang bisa dipresentasikan berkali-kali. Namun setiap presentasi selalu terikat pada ruang- waktu spesifik. Hingga presentasi kedua, ketiga, dan seterusnya, merupakan karya yang tidak lagi sama, karena ruang-waktunya berbeda.
Dalam perkembangan dunia seni rupa kontem- porer Indonesia dewasa ini, khususnya karya-karya yang bersinggungan dengan perkembangan teknologi, sebagai contoh adalah New Media Art (Seni mediaBaru). Dalam konteks seni, penggunaannya sering dipahami sebagai tawaran kemungkinan baru dalam menciptakan atau mengalami kesenian. Fusi seni dan teknologi ini menurut pendapat Hisanori Gogota, kurator Inter Communication Centre (ICC), Tokyo, yang dikutip oleh seorang kritikus Seni media Baru dari Bandung, Krisna Murti menjelaskan bahwa: Paling utama untuk mentransformasikan pemaha- man modern tentang nilai seni. Gerakan Fluxus (1960-an) memasukkan teknologi media dalam eksperimennya, yang banyak menginspirasi seni video dan media baru umumnya. Terobosan interdisipliner yang meniadakan sekat musik, tari, film/video, seni rupa dan teater di satu sisi melahirkan bentuk seni yang kemudian hari bermetamorfosa menjadi video-patung, multime- dia performance hingga video instalasi (Krisna Murti, 2007).
Sebagai salah satu kasus yang menarik adalah metamorfosis performance art menjadi multimedia performance dan yang terakhir bermetamorfosis menjadi video performance. Dalam konteks seni rupa, kata performance art ini memang sulit dicari padan katanya dalam bahasa Indonesia, sehingga banyak orang yang menerjemahkannya menjadi seni pertunjukan (performing art). Tentu saja kedua istilah ini sangat berbeda arti.
Performing art atau seni pertunjukan lebih dititik beratkan pada jenis seni pertunjukan yang telah ada seperti tari, musik maupun teater, tetapi kalau performance art adalah perkembangan dari concep- tual art yang berkembang dalam dunia seni rupa di mana estetikanya bukan terletak pada materialnya tetapi pada kekuatan konsepnya. Mungkin ada satu definisi yang cukup singkat dan tepat menurut penulis, yaitu pendapat Adi Wicaksono yang lebih mengartikan performance art sebagai seni rupa yang menggunakan tubuh sebagai media atau mediumnya. Tetapi setelah bersinggungan dengan teknologi, akhirnya performance art ini telah bermetamorfosis menjadi multimedia performance. Dalam perkem- bangan performance ini, tidak hanya tubuh yang menjadi medianya (meskipun tubuh tetap menjadi media yang paling utama), tetapi juga dikolaborasikan (mixed) dengan teknologi media sebagai penguat pesan seniman atau perupa yang ingin disampaikan (biasanya mengeksplorasi ruang dan cahaya dengan bantuan computer atau media player yang output visualnya menggunakan LCD Projector). Dalam genre performance ini, kehadiran tubuh masih sangat dominan, hal ini berbeda dengan video performace.
Video performance dalam presentasinya, tubuh sudah tidak lagi menjadi bagian, tetapi yang hadir kemudian adalah tubuh yang virtual (maya). Kehadiran tubuh tidak benar-benar nyata, tetapi kehadiran- nya dapat terasa dari tampilan visual yang keluar dari projector. Di sini performance art telah termediasi dan bermetamorfosa.
Kemunculan performance art banyak dipe- ngaruhi oleh Dadaisme dan futurisme. Dengan menggunakan tubuh sebagai medium, akhirnya performance art seperti melakukan dematerialisasi dalam seni. Performance art sudah tidak mengacu pada konvensi media seni manapun dan yang paling membuatnya sedikit berbeda adalah interaksi antara performer dengan audien yang ada sehingga sudah tidak ada lagi batasan panggung maupun pemain. Maka dalam performance art, menjadi tidak penting pelakunya itu seniman atau bukan. Sedangkan temanya, seperti bentuk-bentuk karya Dada yang sangat bertendensi, performance art banyak berbicara tentang konstelasi politik lokal maupun global. Akhirnya kekritisannya tidak saja terarah pada seni, tetapi juga pada realitas sosial yang ada di sekitarnya.
Di Indonesia performance art muncul tahun 1975 seiring dengan adanya gerakan seni rupa baru. Pada awal kemunculannya sampai tahun 2000, perfor- mance art masih ”murni” menjadi seni paling depan. Kritis terhadap dunia seni rupa Indonesia dan muncul di jalan-jalan bersama mahasiswa dan masyarakat berdemonstrasi memperjuangkan nilai keadilan.
Ketika muncul genre baru dalam seni rupa (media art dan new media art) yang lahir dari persinggungan seni dan teknologi, performance art mengalami metamorfosa. Dari performance art multimedia (tidak hanya tubuh yang menjadi medianya, tetapi juga dikolaborasikan (mixed) dengan teknologi media sebagai penguat pesan seniman atau perupa dan video performance (tubuh sudah tidak lagi menjadi bagian, tetapi yang hadir kemudian adalah tubuh yang virtual atau maya).
Di sisi lain, dalam realitas sosial yang terjadi di masyarakat kita muncul kecenderungan baru dalam praktik periklanan, yaitu ambient media yang mem- belokkan arah perjuangan performance art dari seni garda depan menjadi ujung tombak pasar. Di mata para praktisi periklanan sebagai salah satu aparatus kapitalis, performance art menjadi satu peluang media iklan alternatif yang dianggap cukup efektif untuk mempengaruhi masyarakat dalam kampanye produk tertentu.

Performance Art

Performance Art
Dalam perkembangan dunia seni rupa kontemporer Indonesia dewasa ini, khususnya karya-karya yang bersinggungan dengan perkembangan teknologi, New Media Art (seni media baru) adalah salah satu contohnya. Dalam konteks seni, penggunaannya sering dipahami sebagai tawaran kemungkinan baru dalam menciptakan atau mengalami kesenian. Salah satunya adalah adanya metamorfosis performance art menjadi multimedia performance dan yang terakhir bermetamorfosis menjadi video performance. Video performance, lahir dari sejarah panjang perkembangan performance art sekitar tahun 1909 lewat manifesto kelompok Futurist di Paris yang beranggotakan penyair, pelukis, dan pemain teater, dengan menggunakan tubuh sebagai medium, performance art melakukan dematerialisasi dalam seni. Video performance dalam presentasinya, tubuh sudah tidak lagi menjadi bagian, tetapi yang hadir kemudian adalah tubuh yang virtual (maya). Kehadiran tubuh tidak benar-benar nyata, tetapi kehadirannya dapat terasa dari tampilan visual yang keluar dari projector. Di sini, performance art telah termediasi dan bermetamorfosa. Selain persoalan fusi seni dan teknologi yang mendorong metamorfosis performance art menjadi video performance seperti di atas, tulisan ini juga membahas aspek-aspek sosial seiring kemunculan dan perkembangan performance art di Indonesia. Pertama performance art sebagai seni penyadaran dan perlawanan dengan mendekonstruksi realitas sosial dan kemapanan seni rupa itu sendiri. Kedua adanya fenomena ambient media dalam praktik periklanan global (termasuk Indonesia) yang membelokkan arah perjuangan ”genue” performance art dari media penyadaran menjadi seni ”kitsch” sebagai ujung tombak periklanan untuk kepentingan pasar.


Istilah "Performance Art dikenal pada tahun 1960-an di Amerika Serikat. Istilah ini pada awalnya digunakan untuk menggambarkan setiap peristiwa yang artistik dalam hidup seperti penyair, musisi, pembuat film, dll - di samping seniman visual.

Perlu dicatat bahwa, walaupun kita mengacu artian performance art pada tahun 1960-an di sini, tetapi arti Performance Art disini adalah ertunjukan hidup, khususnya, meshed puisi dan seni visual. Bauhaus Jerman, didirikan pada 1919, adalah sebuat teater untuk mengeksplorasi hubungan antara ruang, suara dan cahaya. The Black Mountain College (didirikan di Amerika Serikat] oleh instruktur Bauhaus tetapi diasingkan oleh Partai Nazi, selain itu juga ada "Beatniks" - stereotip: rokok, kacamata hitam dan baret hitam, cukup terkenal sekitari akhir 1950-an dan awal 1960-an. Meskipun istilah performance art belum diciptakan, namun semua ini adalah pelopor dari Performance Art.
Tahun 1970, performance art adalah istilah global, dengan definisi sedikit lebih spesifik. "Performance Art" bagian dari hidup, dan bagian dari seni, tetapi bukan teater. Performance art juga berarti bahwa itu adalah seni yang tidak dapat dibeli, dijual atau diperdagangkan sebagai komoditas. Sebenarnya, kalimat yang terakhir adalah sangat penting. Kinerja seniman memperlihatkan gerakan sebagai sarana untuk mengekspresikan seni mereka langsung ke forum publik, sehingga benar-benar menghilangkan kebutuhan untuk galeri, agen, broker, akuntan pajak dan adanya aspek lain dari kapitalisme. Selain seniman visual, penyair, musisi dan pembuat film, Performance Art pada 1970-an sekarang juga mencakup tari (lagu dan tarian tetapi tetap tidak termasuk "teater").
1970-an juga merupakan masa kejayaan "Body Art" (sebuah cabang dari Performance art), yang dimulai pada 1960-an. Dalam Body art, anggota tubuh (atau tubuh orang lain) merupakan kanvas atau medianya. Selain itu, tahun 1970-an juga mulai bangkitnya otobiografi yang dimasukkan ke dalam bagian pertunjukan. Semacam ini bercerita jauh tetapi lebih menghibur bagi kebanyakan orang. Otobiografi juga merupakan sarana yang besar untuk menyajikan salah satu pandangan tentang sebab-sebab atau isu-isu sosial.
Sejak awal tahun 1980-an, Performance art memasukan unsur technologi didalamnya. contohnya musisi pop menampilkan performance art dengan menggunakan presentasi Microsoft ® PowerPoint sebagai bagian dari performance art. Ini membuktikan bahwa performance art bias menggabungkan antara teknologi dan imajinasi. Dengan kata lain, tidak ada batasan untuk Performance Art.

Karakteristik dari performance art
• performance art adalah hidup.
• Performance Art tidak mempunyai aturan atau pedoman. Performance art murni bagian dari seni.
• performance art tidak untuk dijual. Mungkin, tetapi bagaimanapun menjual tiket dan film merupakan hak artist.
• performance art dapat terdiri dari lukisan atau patung (atau keduanya), dialog, puisi, musik, tari, opera, film rekaman, menyalakan televisi, laser lampu, hewan dan api. Tetapi semua itu tergantung dari seniman performance art sendiri.
• Dada, Futurism, Bauhaus dan Black Mountain College mereka semua adalah inspirasi dan membantu membuka jalan bagi Performance Art.
• Performance Art terkait erat dengan Conceptual Art. Baik Fluxus dan Seni Tubuh adalah jenis Performance Art.
• Kinerja Seni dapat menghibur, lucu, mengejutkan atau mengerikan. Tidak peduli yang berlaku kata sifat, semua itu dimaksudkan untuk dapat diingat oleh yang melihatnya.


Perfomance art juga merupakan sebagai bentuk perlawanan terhadap kemapanan seni yang hanyadapat dikonsumsi oleh segelintir orang kaya dan penguasa. Mereka mencoba meretas batas-batas wilayah konvensi-konvensi bentuk kesenian yang telah ada, seperti seni lukis, seni patung, seni cetak, seni musik, dan seni teater, dengan cara mencampurkan semua bentuk kesenian tersebut pada seni pertunjukan. Dengan menggunakan tubuh sebagai medium, akhirnya performance art ini seperti melakukan dematerialisasi dalam seni.

Sumber Wikipedia

Aliran Seni Lukis

de Stijl atau dalam Bahasa Inggris the style adalah gerakan seni di sekitar tahun 1920an. Konsep ini berkembang seiring terjadinya perang dunia pertama yang berlarut-larut. Komunitas seni de Stijl kemudian berusaha memenuhi keinginan masyarakat dunia mengenai sistem keharmonisan baru di dalam seni.
Konsep ini diwujudkan dalam pemikiran utopia. Mereka mewujudkan abstraksi dan keuniversalan dengan mengurangi campur tangan bentuk dan kekayaan warna semaksimal mungkin. Komposisi visual disederhanakan menjadi hanya bidang dan garis dalam arah horisontal dan vertikal, dengan menggunakan warna-warna primer seperti merah, biru, dan kuning di samping bantuan warna hitam dan putih.
Dalam kebanyakan karya seni, garis vertikal dan horisontal tidak secara langsung bersilangan, tetapi saling melewati satu sama lain. Hal ini bisa dilihat dari lukisan Mondrian, Rietveld Schröder House, dan Red and blue chair.
Seniman yang terlibat dalam gerakan de Stijl
• Piet Mondrian (1872 – 1944)
• Theo van Doesburg (1883 – 1931)
• Ilya Bolotowsky (1907 – 1981)
• Marlow Moss (1890 – 1958)
• Amédée Ozenfant (1886 – 1966)
• Max Bill (1908 – 1994)
• Jean Gorin (1899 – 1981)
• Burgoyne Diller (1906 – 1965)
• Georges Vantongerloo (1886 – 1965)
• Gerrit Rietveld (1888 – 1964)
• Bart van der Leck (1876 – 1958)
Art Nouveau
[sunting] Latar belakang
Samahalnya dengan Arts and Crafts, Art Nouveau juga muncul sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap Victorian. Art Nouveau dianggap sebagai gaya ilustrasi yang pertama kali di dalam dunia desain secara internasional. Seorang kritikus berpendapat mengenai Art Nouveau, “one of the most imaginative innovation in the history of design”.
[sunting] Desainer paling berpengaruh dan desainer-desainer lainnya
• Desainer paling berpengaruh
1. Alphonse Mucha
2. Lautree
3. Eugene Grasset
4. Raymond Savignac
5. Jules Cheret
• Desainer lainnya
1. Arthur H. Mackmundo
2. J. J Gould
3. William Carqueville
4. Tadamori Yokoo
5. Pierre Bonard
6. Leonetto Cappiello
Ciri-ciri style
• Dekoratif, tetapi jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan Arts and Craft
• Pewarnaan yang flat
• Sudah memiliki prinsip penataan secara geometris
• Umumnya asimetris, gambar dan tulisan saling mengimbangi

Futurisme adalah aliran seni yang mendukung perkembangan tipografi sebagai unsure ekspresi dalam desain. Artinya, dalam futurisme huruf tidak hanya diperlakukan sebagai tanda bunyi tetapi juga sebagai lambang rupa untuk menyampaikan suatu makna.
Futurisme merupakan sebuah gerakan seni yang aslinya berasal dari Italia pada awal abad ke-20. Walaupun kemunculan Futurisme dapat terlihat pada tahun-tahun awal abad ke-20, sebuah esay pada tahun 1907 yang berjudul “Entwurf einer neuen Ästhetik der Tonkunst” (Sketch of a New Aesthetic of Music) oleh penggubah Italia, Ferrucio Busoni, disebut-sebut sebagai titik awal yang sebenarnya.
Para futuris mengeksplorasi setiap bagian dari seni, termasuk lukisan, patung, puisi, teater, musik, arsitektur, bahkan gastronomi. Pujangga Italia, Filipo Tommaso Marinetti, adalah yang pertama diantara mereka yang menghasilkan sebuah manifesto pada filosofi artistik.

Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1860an. Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, "Impression, Sunrise" ("Impression, soleil levant"). Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran dalam artikelnya di Le Charivari.
Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa.
• Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
• Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan. Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina.
• Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak digunakan sebagai bayangan).
• Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
• Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
• Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian diterapkan di dalam lukisan.
• Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)
Pelukis-pelukis yang pernah menganut impresionisme
• Frédéric Bazille
• Jean Beraud
• Eugène Boudin
• Mary Cassatt
• Gustave Caillebotte
• Paul Cézanne
• Lovis Corinth
• Edgar Degas
• Giuseppe De Nittis
• Frederick Carl Frieseke
• Eva Gonzalès
• Armand Guillaumin
• Nazmi Ziya Güran
• Childe Hassam
• Wilson Irvine
• Johan Jongkind
Naturalisme Yaitu suatu bentuk karya seni lukis (seni rupa) dimana seniman berusaha melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyatan, artinya disesuaikan dengan tangkapan mata kita. Supaya lukisan yang dibuat benar – benar mirip atau persis dengan nyata, maka susunan, perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan serta gelap terang dikerjakan seteliti mungkin, setepat –setepanya. di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme pada abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme.
Daftar Pelukis Naturalisme :
Soeboer Doellah
William Bliss Baker
Raden Saleh
Hokusai
Affandi
Fresco Mural
Basuki Abdullah
William Hogart
Frans Hail
Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun. Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India.
Daftar pelukis realisme terkenal
•Karl Briullov
•Ford Madox Brown
•Jean Baptiste Siméon Chardin
•Camille Corot
•Gustave Courbet
•Honoré Daumier
•Edgar Degas
•Thomas Eakins
•Nikolai Ge
•Aleksander Gierymski
•William Harnett
•Louis Le Nain
•Édouard Manet
•Jean-François Millet
•Ilya Yefimovich Repin
Pengertian Ekspresionisme yaitu aliran seni lukis yang mengutamakan kebebasan dalam bentuk dan warna untuk mencurahkan emosi atau perasaan.
Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia.
Daftar Pelukis Ekspresionisme dari abad 20 yang tergolong adalah:
•Jerman: Heinrich Campendonk, Emil Nolde, Rolf Nesch, Franz Marc, Ernst Barlach, Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl Schmidt-Rottluff, Ernst Ludwig Kirchner, Max Beckmann, August Macke, Elfriede Lohse-Wächtler, Ludwig Meidner, Paula Modersohn-Becker, Gabriele Münter, dan Max Pechstein.
•Austria: Egon Schiele dan Oskar Kokoschka
•Russia: Wassily Kandinsky dan Alexei Jawlensky
•Netherlands: Charles Eyck, Willem Hofhuizen, Jaap Min, Jan Sluyters, Jan Wiegers dan Hendrik Werkman
•Belgia: Constant Permeke, Gust De Smet, Frits Van den Berghe, James Ensor, Floris Jespers, dan Albert Droesbeke.
•Perancis: Gen Paul dan Chaim Soutine
•Norwegia: Edvard Munch
•Swiss: Carl Eugen Keel
•Indonesia: Affandi
kubisme adalah sebuah gerakan modern seni rupa pada awal abad ke-20 yang dipelopori oleh Picasso dan Braque. Prinsip-prinsip dasar yang umum pada kubisme yaitu menggambarkan bentuk objek dengan cara memotong, distorsi, overlap, penyederhanaan, transparansi, deformasi, menyusun dan aneka tampak. Gerakan ini dimulai pada media lukisan dan patung melalui pendekatannya masing-masing
pada kubisme, bentuk –bentuk karyanya menggunakan bentuk –bentuk geometri (segitiga, segiempat, kerucut, kubus, lingkaran dan sebagainya) seniman kubisme sering menggunakan teknik kolase, misalnya menempelkan potongan kertas surat kabar, gambar –gambar poster dan lain- lain.
Objek lukisan kadang-kadang setengah tampak digambar dari depan persis, sedangkan setengahnya lagi dilihat dari belakang atau samping. Wajah manusia atau kepala binatang yang diekspos sedemikian rupa, sepintas terlihat dari samping dengan mata yang seharusnya tampak dari depan.
Daftar Pelukis Kubisme :
 Paul Cezane
 Pablo Picasso
 George Braque
 Metzinger
 Albert Glazez
 But Mochtar
 Moctar Apin
 Fajar Sidik
 Andre Derain
Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme, pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut
Penggunaan garis dalam fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas dan kuat. Akibatnya bentuk benda mudah dikenali tanpa harus mempertimbangkan banyak detail.
Pelukis fauvis menyerukan pemberontakan terhadap kemapanan seni lukis yang telah lama terbantu oleh objektivitas ilmu pengetahuan seperti yang terjadi dalam aliran impresionisme, meskipun ilmu-ilmu dari pelukis terdahulu yang mereka tentang tetap dipakai sebagai dasar dalam melukis. Hal ini terutama terjadi pada masa awal populernya aliran ini pada periode 1904 hingga 1907.
Pengaruh
Pengaruh awal dari aliran ini mungkin sekali didapat dari rintisan yang dimulai oleh karya-karya Paul Cezanne, Gustave Moreau, Paul Gauguin, maupun Vincent van Gogh. Meskipun pelukis tersebut tidak melibatkan diri kepada gerakan fauvisme dan berbeda era dengan dimulainya aliran ini, namun karyanya menjadi acuan bagi pelukis muda yang nantinya akan menjadi pelukis fauvis.
Daftar Pelukis Fauvisme :
•Henri Matisse
•André Derain
•Georges Braque
•Albert Marquet
•Henri Manguin
•Charles Camoin
•Henri Evenepoel
•Jean Puy
•Maurice de Vlaminck
•Raoul Dufy
•Othon Friesz
•Georges Roua

Pendidikan seni rupa di taman kanak kanak

Pendidikan seni rupa di taman kanak kanak

Perkembangan anak usia prasekolah atau tman kanak kanak memerlukan perhatian yang lebih cermat abik oleh guru ataupun oleh orang tua. Pentingnya pemahaman terhadap perkembangan anak untuk menentukan langkah2 pembinaan yang baik dan tepat untuk menghindari pemaksaan terhadap keberadaan anak sesuai dengan usia perkebangannya. Dsengan melihat fase perkembangan anak maka guru tk dituntut untuk mengerti dan memahami secara benar implementasi pendidikan seni rupa khususnya menggambar bebas.

Menurut Victor Lowenfeld di dalam bukunya Creative and Mental Growth (1947) ciri umum lukisan anak-anak sesuai waktu (usia) dan tahap perkembangan sosial intelektual mereka dalam seni rupa dibagi menjadi beberapa, yaitu :
• Masa coreng moreng (Scribbling Period), berlaku bagi anak berusia 2 sampai 4 tahun
• Masa prabagan (Pre Schematic Period), berlaku bagi anak berusia 4 sampai 7 tahun
• Masa bagan (Schematic Period), berlaku bagi anak berusia 7 sampai 9 tahun
• Masa awal realisme (Early Realism), berlaku bagi anak berusia 9 sampai 12 tahun
• Masa naturlistik semu (Pseudo Naturalistic), berlaku bagi anak berusia 12 sampai 14 tahun.

Pendidikan seni berbasis anak diberikan pada anak usia PAUD sampai dengan SD kelas 3 dengan prinsip :
• berikan kebebasan berekspresi pada anak
• Empat pilar pendidikan: learning to know, learning to do, learning to be dan learning to life to getter

Mengingat kisaran usia anak / peserta didik tersebut dan usia anak TK termasuk di dalamnya, maka pendidikan seni yang diberikan pada taman kanak-kanak hendaknya mengacau pada pendekatan ekspresi bebas, berikan kebebasan berekspresi pada anak.
Tugas guru adalah memberikan pengalaman kepada anak yang dapat merangsang munculnya ekspresi pribadi sang anak. Cara yang ditempuh guru antara lain dengan memberikan beragam pengalaman atau membantu anak untuk mengingat pengalaman pribadinya yang tersembunyi.

Tema yang disenangi anak-anak TK dalam berkarya seni rupa biasanya bersumber dari realitas dunia anak, misalnya anggota keluarga, lingkungan bermain, alat permainan, hewan peliharaan atau kesayangan, dongeng yang diceritakan guru, sirkus, kebun binatang, kolam renang, taman bermain dan sebagainya.
Suatu pengkajian terhadap gambar anak menunjukkan hasil bahwa gambar anak dapat diklasifikasi dalam 4 kategori yakni:
Gambar spontan: yakni gambar yang dibuat atas inisiatif anak sendiri sebagai suatu kegiatan bermain.
Gambar bebas atau sukarela: yakni gambar yang dibuat atas permintaan guru atau orang tua atau teman namun tema dan objek gambar dipilih sendiri oleh anak.
Gambar terarah: yakni gambar yang tema/topiknya sudah diarahkan.
Menyalin gambar atau melengkapi gambar: yakni gambar yang telah disiapkan contohnya dalam format Lembar Kerja Siswa.
Dalam proses penciptaan karya seni rupa di Taman Kanak-kanak ada 4 kategori sebagai berikut.
Mengamati (seeing), yang memberi kesempatan/peluang untuk mengembangkan kepekaan persepsi (perceptual awareness) melalui kegiatan mengembangkan kemampuan pengamatan kritis.
Merasakan (feeling), yang memberi peluang untuk mengembangkan “respons estetis� (Aesthetic awareness) melalui kegiatan apresiasi dan pengembangan kepekaan penilaian estetis.
Berpikir (thinking), yang memberi peluang untuk mengembangkan “kemampuan mengevaluasi dan mengapresiasi�, melalui evaluasi objektif dan diskriminasi/perbedaan personal.
Melakukan (doing), yang memberikan peluang untuk mengembangkan keterampilan (skills) “memanipulasi alat dan media� dalam menghadirkan “visual - form� (bentuk-bentuk visual) yang merupakan ungkapan emosi, gagasan dan perasaan.

Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak 1994 telah disempurnakan dan diperbaiki. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi (Departemen Pendidikan Nasional, 2005:20) adalah perbaikan dari kurikulum tersebut, yang di dalamnya mengandung lima pokok pengembangan program kegiatan, yaitu: : pembiasaan, bahasa, kognitif, fisik / motorik, dan seni.

Memberikan evaluasi atau menilai karya seni rupa (menggambar bebas) pada anak tidak hanya berdasarkan hasil karya anak saja, melainkan penilaian kegiatan berkarya seni tersebut dapat dilakukan dalam dua penilaian, yaitu penilaian pada proses kerja dan penilain hasil akhir. Penilaian proses kerja meliputi kesungguhan atau usaha yang dilakukan, kelancaran membuat rancangan, kelancaran menggunakan alat dan bahan, dan kesesuaian langkah-langkah pembuatan karya. Penilaian hasil akhir meliputi kreativitas, originalitas (kemurnian), komposisi, dan penguasaan teknik berkarya

Perbandingan Pendidikan Seni dan Pendidikan Formal

Perbandingan Pendidikan Seni dan Pendidikan Formal
Pendidikan Seni Rupa diberikan di sekolah maupun institusi lainnya karena keunikan perannya yang tak mampu diemban oleh pendidikan lain. Keunikan tersebut terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan
Pendidikan Seni juga memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multicultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pendidikan Seni Rupa memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas (AQ), reativitas (CQ), spiritual dan moral (SQ).
Pendidikan Formal yang dimaksud dengan pendidikan formal adalah proses pendidikan dengan cara dan dalam lingkungan sekolah. Pendidikan formal sangat memegang peranan penting dalam proses mengembangkan pikiran seseorang,
Adapun alasannya adalah karena pendidikan disekolah:
• Membentuk dasar atau pondasi cara-cara / pola berpikir yang sistematis dan konseptual secara konsisten dan terarah.
• Mengajarkan banyak disiplin ilmu dengan berbagai teori-teori dan ilmu pengetahuan yang ada sehingga wawasan dan pengetahuan menjadi banyak dan luas.
• Melatih dan menanamkan sikap mental dan emosional yang matang, dewasa dan mandiri. Sehingga biasanya seorang yang berpendidikan tinggi lebih dapat mengendalikan sikap dan emosinya secara baik.
• Menanamkan disiplin belajar yang sangat tinggi, sehingga seseorang yang berpendidikan akan lebih terbiasa untuk belajar dan belajar lagi.

Pendidikan seni rupa

Pendidikan seni rupa
Pendidikan yang berisikan atau bermuatan materi seni didalamnya dan fleksibel tetapi tetap mempunyai aturan diantaranya yaitu mengandung unsur :
• Titik
• Garis
• Bidang
• Warna
• Teksture
• Volume
• Gelap dan Terang
Pendidikan seni juga mempunyai peranan yang sangat penting. Menurut Salam (2000), berkaitan dengan pendidikan seni terdapat dua pandangan yang berbeda, yaitu :
Seni dalam pendidikan (Art in Education) Seni dalam pendidikan merupakan bentuk upaya untuk mewariskan, mengembangkan, dan melestarikan berbagai jenis kesenian yang ada terhadap anak didik. Seni dalam pendidikan merupakan sebuah proses enkulturasi atau proses pembudayaan yang dilakukan oleh generasi tua terhadap generasi berikutnya dalam upaya mewariskan dan menurunkan nilai-nilai.
Pendidikan melalui seni (Education through Art). Pendidikan melalui seni merupakan bentuk upaya dalam pendidikan yang menggunakan seni sebagai alat atau sarana kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan melalui seni bertujuan untuk memberikan keseimbangan antara intelektualitas dan sensitivitas pada diri siswa.

Pengertian Seni Rupa

SENI RUPA
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.
Bidang seni rupa
Seni rupa murni


Patung Pieta oleh Michaelangelo
• Seni lukis
• Seni grafis
• Seni patung
• Seni instalasi
• Seni pertunjukan
• Seni keramik
• Seni film
• Seni koreografi
• Seni fotografi
Desain
• Arsitektur
• Desain grafis
• Desain interior
• Desain busana
• Desain produk
Kriya


Kursi rotan sebagai hasil karya kriya
• Kriya tekstil
• Kriya kayu
• Kriya keramik
• Kriya rotan

Arti Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Filosofi pendidikan
Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.
Banyak orang yang lain, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam -- sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka -- walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara
Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

Konsep Strategi Pembelajaran

Konsep Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran oleh Dick & Carey 1995, (dalam Suparman, 2001) didefinisikan sebagai komponen-komponen umum dari suatu set bahan instruksional/pembelajaran dan prosedur- prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Menurutnya ada lima komponen umum dari strategi pembelajaran yaitu: (1) kegiatan pra-instruksional, (2) penyajian informasi, (3) partisipasi siswa, (4) tes, dan (5) tindak lanjut. . Merril dan Tennyson 1977 (dalam Suparman 2001) menyebutnya sebagai urutan tertentu dari penyajian.
Tampaknya para ahli sepakat bahwa strategi intruksional berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan intruksional untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematik, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Di dalamnya terkandung empat komponen pokok sebagai berikut :
1. Urutan kegiatan intruksional, yaitu urutan kegiatan pengajar dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa.
2. Metode intruksional, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar tejadi proses belajar secara efektif dan efisien;
3. Media intruksional, yaitu peralatan dan bahan intruksional yang digunakan pengajar dan siswa dalam kegitan instruksional;
4. Waktu yang digunakan oleh pengajar dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan instruksional.
Dengan demikian, dalam makalah ini strategi instruksional didefinisikan sebagai perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi dan siswa (metode), peralatan dan bahan (media), serta waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.

Metode pembelajaran seni rupa

Metode pembelajaran seni rupa
Metode pembelajaran senirupa dapat dikelompokkan atas dasar (1) kegiatan belajar (2) keleluasaan penyaluran ekspresi yaitu yang menekankan kebebasan individu, dan (3) perkembangan sosial anak. Berdasarkan kebutuhan mahasiswa calon guru senirupa, maka metode pembelajaran (1) yang mengutamakan teknik yang dilengkapi bekal teori yang memadai bagi siswa sekolah lanjutan dan (2) yang mengutamakan penyaluran ungkapan perasaan yang akan berlaku bagi anak kecil maupun anak besar. Metode-metode pembelajaran tersebut adalah metode ekspresi bebas, metode kerja kelompok, metode global, dan metode pengajaran terpadu.
Metode ekspresi bebas digunakan untuk memberi keleluasaan kepada siswa untuk mengekspresikan perasaannya ke dalam penciptaan karya seni. Proses penciptaan seni dalam metode ini dimulai dari penentuan tema yaitu isi ungkapan yang akan disampaikan, media yaitu bahan dan alat yang dipilih untuk digunakan siswa dalam mewujudkan bentuk ungkapan seni, dan gaya ungkapan yaitu ungkapan seni yang sifatnya sangat individual sehingga setiap siswa akan menghasilkan karya seni yang berbeda-beda.
Metode kerja kelompok adalah metode pembelajaran seni yang mengutamakan pengalaman berkelompok para siswa yang bertujuan membina perkembangan sosial siswa. Metode ini terdiri dari dua macam, yaitu kelompok kerja paduan (group work) dan kerja kolektif (collective work).
Metode global banyak digunakan dalam kegiatan melukis. Tujuannya agar siswa dapat menangkap bentuk keseluruhan dari bentuk model yang disediakan. Salah satu teknik dari metode ini adalah metode siluet. Pertimbangan teknis yang mendasari metode global dengan teknik siluet adalah karena bentuk keseluruhan lebih mudah ditangkap dengan membuat siluet yang meniadakan bagian kecil dan ciri-ciri sekunder (seperti warna dan nada) sebuah objek. Secara psikologis bentuk global akan mendahului penampakan (wujud) suatu benda yang diamati seseorang. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode global adalah model, teknik penggambaran, media yang diperlukan dan tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran.
Materi pokok seni rupa secara umum meliputi aspek apresiasi seni, berkarya seni, dan penyajian seni. Apresiasi seni rupa berarti mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap karya seni rupa. Materi apresiasi seni pada dasarnya adalah pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk, dan fungsi seni rupa. Apresiasi seni rupa dapat mencakup materi yang lebih luas, yaitu pengenalan seni rupa dalam konteks berbagai kebudayaan. Sebagai contoh materi pokok Seni Budaya/seni rupa di kelas IX, semester 1 SMP.
Materi pelajaran apresiasi seni pada pendidikan Sekolah Menengah pertama meliputi pengenalan terhadap budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak primitif, tradisional, klasik, moderen, maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa, materi apresiasi juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di mana karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada seni rupa tersebut. Penguasan siswa terhadap materi seni rupa tersebut ditandai dengan mampunya siswa mengidentifikasi beragam seni rupa murni karya seni rupa, mendeskripsikan beragam aliran dan ciri serta penciptanya karya seni rupa murni, dan juga mampu menganalisis keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa murni mancanegara , dan membuat tanggapan tertulis tentang karya seni rupa murni manca negara tersebut. Pada akhir semester satu tersebut diharapkan siswa mampu mengekspresikan diri melalui karya seni rupa, yang di kembangkan menjadi mengembangkan karya seni rupa murni, dan mengekspresikan diri melalui karya seni rupa murni yang dikembangkan dari unsur seni rupa Mancanegara.
Penguasan siswa terhadap materi seni rupa tersebut ditandai dengan mampunya siswa mendiskripsikan hasil karya seni rupa Mancanegara berdasarkan unsur-unsurnya, dan mengidentifikasi unsur–unsur senirupa mancanegara yang akan dikembangkan menjadi karya seni murni. Selain itu siswa juga mampu untuk membuat rancangan/desain/ sketsa pembuatan karya seni rupa murni dan membuat karya seni rupa murni yang dikembangkan dari unsur seni rupa Mancanegara. Penguasan siswa terhadap materi seni rupa tersebut ditandai dengan mampunya siswa mendiskripsikan, dan mengidenti-fikasi unsur–unsur senirupa mancanegara yang akan dikembangkan menjadi karya seni murni. Selain itu siswa juga mampu untuk membuat rancangan/ desain/sketsa pembuatan karya seni rupa murni dan membuat karya seni rupa murni yang dikembangkan dari unsur seni rupa Mancanegara
Dengan mampunya siswa mendiskripsikan dan mengidentifikasi unsur–unsur senirupa mancanegara yang akan dikembangkan menjadi karya seni murni, berarti mereka telah mampu mengapresiasi dan memilih berbagai kemugkinan untuk membuat karya seni rupa murni, namun kunci utama bukanlah melahirkan karya yang spektakuler, tetapi dalam mengapresiasi karya seni rupa tersebut siswa mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap berbagai karya seni rupa, baik karya lokal maupun karya seni rupa dari mancanegara. Dengan demikian melalui apresiasi karya siswa mengenal budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak primitif, tradisional, klasik, moderen, maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa, materi apresiasi juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di mana karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada seni rupa tersebut.
Dalam berkarya seni rupa pada dasarnya terjadi proses dalam diri siswa membentuk gagasan dan mengolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran yang baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti menggambar, mengobservasi, mencatat, membuat sketsa, bereskperimen, dan menyelidiki gambar-gambar atau bentuk-bentuk lainnya. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan dalam proses pengamatan terhadap masalah pribadi, realitas sosial, tema-tema universal, fantasi, dan imajinasi.

Tujuan pembelajaran seni rupa

Tujuan pembelajaran seni rupa
Ada dua sasaran pendidikan senirupa, yaitu pendidikan senirupa bagi sekolah umum dan pendidikan seni bagi sekolah kejuruan, kursus atau pusat magang kesenirupaan dan kriya. Di sekolah kejuruan senirupa, pengajaran senirupa lebih mengutamakan pemberian bekal kepada siswa agar barhasil sebagai lulusan yang memiliki kemampuan atau keterampilan bidang senirupa tertentu. Di sekolah umum, pendidikan senirupa yang diperuntukkan bagi seluruh siswa lebih ditekankan pada berbagai pengalaman kesenirupaan sebagai wahana untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pendidikan senirupa yang berkualitas adalah apabila dilandasi pada aspek kreativias dan emosi karena kreativitas memiliki nilai konstruktif sedangkan emosi memiliki nilai ekspresi komunikasi.
Pendidikan seni sebagai bagian dari Pendidikan Nasional seyogianya memperhatikan makna yang terkandung di dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu berperan dalam mengembangkan kehidupan individu dalam pengembangan kepribadiannya baik dalam aspek kecerdasan maupun perasaan dan kehendak.
Peranan guru senirupa dalam pendidikan seni hendaknya terfokus pada penciptaan iklim belajar yang menunjang suasana yang akrab serta penerimaan guru atas pribadi siswa yang beraneka ragam serta karya dan gagasan yang bervariasi. Tugas guru meliputi lima kegiatan penting, yaitu (1) merancang, (2) memotivasi, (3) membimbing, (4) mengevaluasi dan (5) menyelenggarakan pameran.

Anatomi hewan

Anatomi hewan
Anatomi hewan juga disebut sebagai anatomi perbandingan atau morfologi hewan jika mempelajari struktur berbagai hewan, dan disebut anatomi khusus jika hanya mempelajari satu jenis hewan saja.
1. Anatomi Hewan Vertebrata
Ada sekitar 50.000 jenis hewan bertulang belakang (vertebrata) yang diketahui sampai saat ini. Mereka hidup pada semua lingkungan biologi baik di daratan, air laut, air tawar, maupun udara. Walaupun bentuk dan ukuran tubuhnya beragam tetapi mempunyai struktur dasar tubuh yang sama. Hewan bertulang belakang umumnya terdiri dari kepala dan tubuh. Tubuh terdiri dari rongga dada dan abdomen. Hewan bertulang belakang yang hidup di darat biasanya mempunyai leher.
Kelompok ikan (Pisces) Adalah binatang bertulang belakang yang hidup di air, bernapas dengan insang. Ikan mempunyai sirip yang berfungsi untuk berenang dan tubuh yang ramping untuk memudahkan bergerak di dalam air Secara umum ikan dibedakan berdasarkan penyusun rangka tubuhnya menjadi dua, yaitu ikan berkerangka tulang rawan dan ikan berkerangka tulang sejati.



Kelompok amfibi
Adalah binatang bertulang belakang berkulit lembab tanpa bulu yang hidup di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu berupa berudu hidup di air. Dan bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah dewasa hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hewan amfibi termasuk kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.



Kelompok hewan melata (Reptil)
Adalah binatang bertulang belakang berkulit berkulit kering, bersisik, dan bernapas dengan paru-paru. Hewan melata termasuk kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.

Kelompok Burung
Adalah hewan berbulu yang mempunyai sayap sehingga bisa terbang. Kecepatan burung terbang bisa mencapai 160 km/jam. Namun tidak semua jenis burung bisa terbang, misalnya penguin dan burung unta. Penguin berenang dan burung unta berjalan dengan kakinya, sedangkan sayapnya digunakan untuk menjaga keseimbangan.

Kelompok hewan menyusui (Mamalia)

Mempunyai tubuh yang tertutup oleh rambut dan memiliki alat gerak yang berupa dua pasang tungkai, sepasang tungkai belakang dan sepasang tangan, atau sepa sang tungkai depan yang menyerupai sirip, atau alat gerak yang menyerupai sayap. Hewan menyusui berkembang biak dengan melahirkan anak, tetapi ada juga yang bertelur. Hewan betina memiliki kelenjar susu yang berfungsi untuk memberi makanan kepada anaknya pada awal pertumbuhan. Hewan menyusui (mamalia) mempunyai system peredaran darah yang efisien dan tertutup, mempunyai satu jantung dengan dua bilik jantung. Hewan menyusui bernapas dengan paru-paru dan mempunyai sistem saraf. Tengkoraknya terpisah dari tulang belakang dan dihubungkan oleh tulang leher. Hewan menyusui (mamalia) merupakan bagian dari hewan bertulang belakang. Berdasarkan ciri-ciri dasarnya hewan menyusui dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: mamalia monotrema, mamalia marsupialia, dan mamalia plasenta.

Anatomi Manusia

Anatomi manusia
Anatomi (berasal dari bahasa Yunani ἀνατομία anatomia, dari ἀνατέμνειν anatemnein, yang berarti memotong) adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Terdapat juga anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan atau fitotomi. Beberapa cabang ilmu anatomi adalah anatomi perbandingan, histologi, dan anatomi manusia.




Dilihat dari sudut kegunaan, bagian paling penting dari anatomi khusus adalah yang mempelajari tentang manusia dengan berbagai macam pendekatan yang berbeda. Dari sudut medis, anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan tentang bentuk, letak, ukuran, dan hubungan berbagai struktur dari tubuh manusia sehat sehingga sering disebut sebagai anatomi deskriptif atau topografis. Kerumitan tubuh manusia menyebabkan hanya ada sedikit ahli anatomi manusia profesional yang benar-benar menguasai bidang ilmu ini; sebagian besar memiliki spesialisasi di bagian tertentu seperti otak atau bagian dalam.
Anatomi topografi harus dipelajari dengan pembedahan dan pemeriksaan berulang kali pada tubuh manusia yang telah meninggal (kadaver) Anatomi bukan sekedar ilmu biasa, namun harus benar-benar mempunyai keakuratan yang tinggi karena dapat digunakan dalam situasi yang darurat. Patologi anatomi adalah ilmu mengenai organ yang memiliki kelainan dan dalam keadaan sakit. Ilmu ini diterapkan untuk berbagai tujuan seperti bedah dan ginekologi.
Anatomi manusia atau antropotomi ialah sebuah bidang khusus dalam anatomi yang mempelajari struktur tubuh manusia, sedangkan jaringan dipelajari di histologi dan sel di sitologi.
Tubuh manusia, seperti tubuh hewan, terdiri atas sistem, yang terdiri atas organ-organ, yang terdiri atas jaringan, yang terdiri atas sel.


Sistem tubuh manusia
Sistem kardiovaskular : memompa darah ke seluruh tubuh
Sistem pencernaan : pemrosesan makanan yang terjadi di dalam mulut, perut, dan usus
Sistem endokrin : komunikasi dalam tubuh dengan hormon
Sistem kekebalan : mempertahankan tubuh dari serangan benda yang menyebabkan penyakit
Sistem integumen : kulit, rambut
Sistem limfatik : struktur yang terlibat dalam transfer limfa antara jaringan dan aliran darah
Sistem otot : menggerakkan tubuh
Sistem saraf : mengumpulkan, mengirim, dan memproses informasi dalam otak dan saraf
Sistem reproduksi : organ seks
Sistem pernafasan : organ yang digunakan bernafas, paru-paru
Sistem rangka : sokongan dan perlindungan struktural dengan tulang
Sistem urin : ginjal dan struktur yang dihubungkan dalam produksi dan ekskresi urin

Organ dalam
Nama-nama umum organ dalam (secara alfabetis) :
Adrenalin - Appendiks - Duodenum - Esofagus - Ginjal - Hati - Jantung - Kandung empedu - Kandung kemih - Kulit - Kunci paha - Limpa - Mata - Otak - Ovarium - Pankreas - Paratiroid - Paru-paru - Lambung - Pituitari - Prostat - Rahim - Thymus - Tiroid - Usus - Vena - Zakar
Anatomi otak
Amygdala — Batang otak — Cerebellum — Korteks serebral — Hipotalamus — Sistem limbik — medulla — otak tengah — Kelenjar pituitari — pons
Lihat juga: Otak manusia, Daftar regio dalam otak manusia
Belajar anatomi manusia
Beberapa profesi, khususnya kedokteran dan fisioterapi, memerlukan studi anatomi manusia secara mendalam. Buku teks biasanya membagi tubuh ke dalam kelompok regio berikut ini:
Kepala dan Leher — termasuk segala sesuatu di atas cerukan dada
Ekstremitas atas — termasuk tangan, lengan bawah, lengan atas, bahu, aksilla, regio pektoral dan skapula.
Thoraks — memuat regio dada dari cerukan dada ke diafragma thoraks.
Abdomen — segala sesuatu dari diafragma thoraks ke pinggir panggul atau cerukan panggul.
Bagian belakang — sekitar tulang belakang dan komponen-komponennya, cakram dan badan intervertebral
Pelvis dan Perineum — pelvis terdiri atas segala sesuatu dari cerukan panggul ke diafragma panggul. Perineum ialah regio antara area genital dan anus.
Ekstremitas bawah — biasanya segala sesuatu di bawah ligamen inguinal, termasuk paha, persendian tulang paha, kaki, dan telapak kaki.

Pengertian Anatomi

Anatomi (berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti memotong) adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Terdapat juga anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan atau fitotomi. Beberapa cabang ilmu anatomi adalah anatomi perbandingan, histologi, dan anatomi manusia.

Dilihat dari sudut kegunaan, bagian paling penting dari anatomi adalah yang mempelajari tentang manusia dengan berbagai macam pendekatan yang berbeda. Dari sudut medis, anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan tentang bentuk, letak, ukuran, dan hubungan berbagai struktur dari tubuh manusia sehat sehingga sering disebut sebagai anatomi deskriptif atau topografis. Kerumitan tubuh manusia menyebabkan hanya ada sedikit ahli anatomi manusia profesional yang benar-benar menguasai bidang ilmu ini; sebagian besar memiliki spesialisasi di bagian tertentu seperti otak atau bagian dalam.

Anatomi topografi harus dipelajari dengan pembedahan dan pemeriksaan berulang kali pada tubuh manusia yang telah meninggal (kadaver) Anatomi bukan sekedar ilmu biasa, namun harus benar-benar mempunyai keakuratan yang tinggi karena dapat digunakan dalam situasi yang darurat. Patologi anatomi adalah ilmu mengenai organ yang memiliki kelainan dan dalam keadaan sakit. Ilmu ini diterapkan untuk berbagai tujuan seperti bedah dan ginekologi.

Anatomi hewan juga disebut sebagai anatomi perbandingan atau morfologi hewan jika mempelajari struktur berbagai hewan, dan disebut anatomi khusus jika hanya mempelajari satu jenis hewan saja.