Kamis, 27 Mei 2010

Metode pembelajaran seni rupa

Metode pembelajaran seni rupa
Metode pembelajaran senirupa dapat dikelompokkan atas dasar (1) kegiatan belajar (2) keleluasaan penyaluran ekspresi yaitu yang menekankan kebebasan individu, dan (3) perkembangan sosial anak. Berdasarkan kebutuhan mahasiswa calon guru senirupa, maka metode pembelajaran (1) yang mengutamakan teknik yang dilengkapi bekal teori yang memadai bagi siswa sekolah lanjutan dan (2) yang mengutamakan penyaluran ungkapan perasaan yang akan berlaku bagi anak kecil maupun anak besar. Metode-metode pembelajaran tersebut adalah metode ekspresi bebas, metode kerja kelompok, metode global, dan metode pengajaran terpadu.
Metode ekspresi bebas digunakan untuk memberi keleluasaan kepada siswa untuk mengekspresikan perasaannya ke dalam penciptaan karya seni. Proses penciptaan seni dalam metode ini dimulai dari penentuan tema yaitu isi ungkapan yang akan disampaikan, media yaitu bahan dan alat yang dipilih untuk digunakan siswa dalam mewujudkan bentuk ungkapan seni, dan gaya ungkapan yaitu ungkapan seni yang sifatnya sangat individual sehingga setiap siswa akan menghasilkan karya seni yang berbeda-beda.
Metode kerja kelompok adalah metode pembelajaran seni yang mengutamakan pengalaman berkelompok para siswa yang bertujuan membina perkembangan sosial siswa. Metode ini terdiri dari dua macam, yaitu kelompok kerja paduan (group work) dan kerja kolektif (collective work).
Metode global banyak digunakan dalam kegiatan melukis. Tujuannya agar siswa dapat menangkap bentuk keseluruhan dari bentuk model yang disediakan. Salah satu teknik dari metode ini adalah metode siluet. Pertimbangan teknis yang mendasari metode global dengan teknik siluet adalah karena bentuk keseluruhan lebih mudah ditangkap dengan membuat siluet yang meniadakan bagian kecil dan ciri-ciri sekunder (seperti warna dan nada) sebuah objek. Secara psikologis bentuk global akan mendahului penampakan (wujud) suatu benda yang diamati seseorang. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan metode global adalah model, teknik penggambaran, media yang diperlukan dan tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran.
Materi pokok seni rupa secara umum meliputi aspek apresiasi seni, berkarya seni, dan penyajian seni. Apresiasi seni rupa berarti mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap karya seni rupa. Materi apresiasi seni pada dasarnya adalah pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk, dan fungsi seni rupa. Apresiasi seni rupa dapat mencakup materi yang lebih luas, yaitu pengenalan seni rupa dalam konteks berbagai kebudayaan. Sebagai contoh materi pokok Seni Budaya/seni rupa di kelas IX, semester 1 SMP.
Materi pelajaran apresiasi seni pada pendidikan Sekolah Menengah pertama meliputi pengenalan terhadap budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak primitif, tradisional, klasik, moderen, maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa, materi apresiasi juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di mana karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada seni rupa tersebut. Penguasan siswa terhadap materi seni rupa tersebut ditandai dengan mampunya siswa mengidentifikasi beragam seni rupa murni karya seni rupa, mendeskripsikan beragam aliran dan ciri serta penciptanya karya seni rupa murni, dan juga mampu menganalisis keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa murni mancanegara , dan membuat tanggapan tertulis tentang karya seni rupa murni manca negara tersebut. Pada akhir semester satu tersebut diharapkan siswa mampu mengekspresikan diri melalui karya seni rupa, yang di kembangkan menjadi mengembangkan karya seni rupa murni, dan mengekspresikan diri melalui karya seni rupa murni yang dikembangkan dari unsur seni rupa Mancanegara.
Penguasan siswa terhadap materi seni rupa tersebut ditandai dengan mampunya siswa mendiskripsikan hasil karya seni rupa Mancanegara berdasarkan unsur-unsurnya, dan mengidentifikasi unsur–unsur senirupa mancanegara yang akan dikembangkan menjadi karya seni murni. Selain itu siswa juga mampu untuk membuat rancangan/desain/ sketsa pembuatan karya seni rupa murni dan membuat karya seni rupa murni yang dikembangkan dari unsur seni rupa Mancanegara. Penguasan siswa terhadap materi seni rupa tersebut ditandai dengan mampunya siswa mendiskripsikan, dan mengidenti-fikasi unsur–unsur senirupa mancanegara yang akan dikembangkan menjadi karya seni murni. Selain itu siswa juga mampu untuk membuat rancangan/ desain/sketsa pembuatan karya seni rupa murni dan membuat karya seni rupa murni yang dikembangkan dari unsur seni rupa Mancanegara
Dengan mampunya siswa mendiskripsikan dan mengidentifikasi unsur–unsur senirupa mancanegara yang akan dikembangkan menjadi karya seni murni, berarti mereka telah mampu mengapresiasi dan memilih berbagai kemugkinan untuk membuat karya seni rupa murni, namun kunci utama bukanlah melahirkan karya yang spektakuler, tetapi dalam mengapresiasi karya seni rupa tersebut siswa mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap berbagai karya seni rupa, baik karya lokal maupun karya seni rupa dari mancanegara. Dengan demikian melalui apresiasi karya siswa mengenal budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak primitif, tradisional, klasik, moderen, maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa, materi apresiasi juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di mana karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada seni rupa tersebut.
Dalam berkarya seni rupa pada dasarnya terjadi proses dalam diri siswa membentuk gagasan dan mengolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran yang baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti menggambar, mengobservasi, mencatat, membuat sketsa, bereskperimen, dan menyelidiki gambar-gambar atau bentuk-bentuk lainnya. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan dalam proses pengamatan terhadap masalah pribadi, realitas sosial, tema-tema universal, fantasi, dan imajinasi.

Tidak ada komentar: